this is it

Senin, 15 Maret 2010

kembali ke masa lalu

erla sampai dirumah lansung menuju kekamarnya. 'ada sesuatu yang tidak beres' pikirnya. 'tapi apa?' erla bingung. lalu erla beranjak dari kasurnya dan membuka lemari bajunya. ia mengganti pakaiannya. tiba-tiba pandangannya tertuju pada kotak putih yang ia letakan di bagian atas lemarinya. erla menambil kotak putih itu. perlahan sambil memandang kotak itu, erla duduk dikasurnya. dibukanya kotak putih itu. ada nama dirinya dan seorang anak laki-laki yang dulu pernah ada dihidupnya.
disitu tertera dengan tulisan tangan yang halus namun agak sedikit berantakan. tulisan tangan anak laki-laki. begini tulisannya :
teruntuk sahabatku tersayang : Erlafishe Anggara Zahra
dari sahabatmu : Julian Maulana Autheva
lalu ada sehelai kertas putih dengan tulisan julian lagi.
erla, aku sengaja buat semua yang ada di kotak ini berwarna putih semua. kamu tahu kan, kalo aku suka banget sama warna putih? hemm, gini la, aku pengen kamu selalu inget aku. tapi bukan buat ditangisin ya la. aku nggak mau kamu nangis. inget la. aku nggak suka ngeliat orang cengeng. jadi kamu harus terus jadi erla yang aku kenal dulu. selalu tegar, kuat, dan ceria. erla, walaupun aku pergi, ya mungkin pas kamu baca surat ini aku udah pergi (karna kalo aku nggak pergi, aku nggak akan kasih surat ini ke kamu dan aku nggak akan tulis surat ini, dan aku akan ngomong langsung ke kamu, nggak perlu juga aku ngomong kayak gini karna aku nggak pergi. tapi kenataannya, aku harus pergi) kamu harus tau dan percaya, aku sayang kamu. hahahahaha ini berlebihan ya? hmm...gapapa lah. yang penting aku udah bilang ke kamu kalo aku sayaaaaang banget sama kamu la. erla, sebenarnya aku sayang kamu nggak cuma sebagai sahabat. aku mau lebih. aku mau kamu jadi pacarku. tapi, emm, aku tau kalo aku nembak kamu aku bakalan bikin kamu kecewa karna hidupku emang udah nggak lama la. peyakit yang kamu derita pun masih jauh lebih baik daripada penyakitku. aku lelah, dan aku harus pergi. kamu harus kuat ngejalanin ini semua ya sayang. walaupun aku mati, tapi aku akan selalu jaga kamu dari atas sana. aku mohon erla sayang, ikhlasin kepergian aku. harus bisa ya? harus pokoknya. hehehe. kamu cewek yang paling hebat. jadi kamu pasti bisa ngelewatin ini semua dengan senyum dan tawa kamu kayak biasanya. hahaha. oh iya, suatu saat nanti, pasti akan ada sesorang yang bakalan gantiin posisi aku buat kamu. percaya ya sayang. hehehe. terakhir, jaga diri kamu baik-baik ya sayang. aku sayang kamu.

Julian ^_^
erla menangis, tapi kemudian ia tersenyum dan menghapus air matanya. 'aku harus terus senang supaya julian di surga juga ikutan senang.' pikirnya.
setelah itu, dikotak itu ada cd berisikan tiga lagu buatan julian. ada yang pake gitar ada yang pake piano. suara julian yang merdu dan alunan musik yang dia mainkan selalu bisa membuat erla tenang. lalu ada tiga helai kertas berisikan lirik lagu itu. lalu ada sebuah kotak musik dengan angsa yang berputar didalamnya. lalu ada sebuah botol beling yang berisikan pasir tempat dimana mereka berlibur bersama saat liburan kenaikan kelas enam SD. lalu ada setangkai bunga edelweis yang sudang mengering yang dipetik julian saat mereka hiking sewaktu SMP. dan benda terakhir adalah sebuah buku diary milik julian. erla kembali menekuri buku itu. mencoba mangembalikan ingatannya tentang julian. berharap dengan begitu, ia bisa mendapatkan semangat yang lebih untuk membantu kakak kelasnya, yang bernama julian juga. erla tersenyum membaca buku itu. terkadang menangis dan tertawa. ah, ia rindu sekali pada julian.

Selasa, 09 Maret 2010

cerita kak julian

dimobil, julian bercerita tentang masalah yang sedang dideranya.
"erla, gini de ceritanya. gue punya cewek, namanya rensiva. dia kelas sebelas ipa tiga. kamu tau ga?" kata julian membuka pembicaraannya.
"oh, yang anak osis juga kan? dia tuh ikut excul cheerleaders. iya bukan?"
"iya bener."
"dia cantik."
"gue tau. eh iya, sorry. tapi, ngomongnya pake lo-gue aja ya? biar lebih deket kan jadi lebih nyaman juga. hhehehe." kata julian salah tingkah.
erla tersenyum lalu menjawab,"oke. jadi lo ada masalah apa kak sama dia?"
wajah julian langsung memucat. "dia......" suaranya tercekat.
erla masih menunggu dengan sabar. pandangannya tertuju lurus pada julian. seketika itu juga julian menghentikan mobilanya disebuah taman kota. ia menghadapkan tubuhnya kearah erla. lalu ia menatap lurus mata erla yang balik menatapnya.
"erla, dia hamil. dan gue cowoknya ! gue cowoknya ! gue yang harus tanggung jawab ! sekarang gue tuh nggak lebih dari pada penjahat kelamin !" ucapnya geram lalu teriak hingga terisak. erla agak takut, namun memutuskan untuk tidak bergerak sama sekali. erla diam. ia menunggu kata-kata selanjutnya dari julian.
"padahal, gue sama sekali nggak inget kalo gue tuh pernah ngelakuin hubungan sex sama rensiva. tapi dia bilang, itu akibat karena waktu itu gue pulang dari latihan basket di club sampe jam sebelas malem, gue kecapean dan mutusin buat nginep di apartemen dia.karena apartemen dia deket dari club gue. tapi, apartemen dia tuh kamarnya dua de, luas, udah kayak rumah beneran. dan gue yakin banget kalo gue tuh nggak tidur sama dia. tapi, pas gue bangun, keadaannya udah beda banget. dia jelas-jelas ada disamping gue dan nggak pake baju sehelai pun. gue emang cowok de. gue punya nafsu. tapi gue nggak mungkin ngelakuin hal sebejat itu. apalagi, rensiva itu pacar gue de. yang notabene nya, gue tuh sayang banget sama dia. apa mungkin gue ngelakuin itu semua secara nggak sadar? badannya dia juga ada lecet-lecetnya kayak abis dipaksa.. apa itu ulah gue? gue beneran nggak tau. dan semua ini nggak masuk akal.. tapi, semua bukti nyalahin gue.. gue nggak punya celah buat berkelit.. dan setelah lulus nanti, gue harus nikahin dia.. gue harus jadi ayahnya anak yang dikandung rensiva.. gue harus bisa jadi kepala keluarga. gue harus ngehidupin tiga orang sekaligus. sementara buat ngehidupin diri gue sendiri aja gue belom tentu bisa. selama ini kan gue selalu dikasih sama orangtua. gue bener-bener stres !"

hening..

"kak, gue bakalan cari tau kepastian dari ini semua." kata erla bersungguh-sungguh.
julian tersenyum, mengelus kepala erla dan mengantar erla kerumahnya.

Jumat, 05 Maret 2010

masa lalu

pikiran erla tertuju pada satu titik. seketika itu juga penyakitnya seperti mau kambuh. ya benar, erla memiliki penyakit sirosis, pengerasan hati. ingatannya kembali pada 9 tahun yang lalu, tentang seorang anak laki-laki yang bernama julian.
erla berusaha tak memikirkannya. 'ingat erla, dia sudah tidak ada untukmu. dan yang julian yang sedang berjalan didepanmu itu pun bukan dia.' batin erla.

Rabu, 03 Maret 2010

romance

erlafishe anggara zahra, panggilannya erla. erla hari ini memasuki SMA nya. dia baru masuk. namun masa orientasi sekolah telah usai. erla yang cadel ini sering kali kesulitan dalam mengucapkan namanya sendiri, membuat teman-temannya selalu tertawa. gayanya yang masih terlalu kanak-kanak dan periang sama sekali tak menunjukkan sifat dewasa dan tempaan batin yang luar biasa di dirinya yang sebenarnya ada namun tak banyak orang yang tahu dan sadar tentang sifatnya itu.
erla yang kadang terlihat begitu egois demi menutupi perasaan dan masalahnya. ia kejam terhadap dirinya saat masalah datang padanya. erla yang selalu menjadi tempat curhat bagi siapa saja. erla yang tegar namun mendendam. ah erla, dia terlalu sulit untuk dimengerti oleh siapapun.

erla memasuki gerbang dan menyapa serta disapa disana sini sambil menebar senyum ke semua orang. 'hmm, pagi yang cerah.' pikir erla. kejadian pagi itu berlangsung sangat wajar. sehingga erla pun tak mengira sesuatu yang "mengguncang" akan terjadi padanya.

dikelas..

"la, nih isi." kata rafa sang ketua kelas sambil tersenyum dan memberikan dua lembar kertas hvs padanya.
"makasih fa." sahut erla sambil melihat kertas itu. dibacanya kertas itu sambil berjalan menuju tempat duduknya yang berada di deretan ketiga dari pintu dan barisan paling belakang. disitu, carlyta teman sebangkunya sudah duduk manis sambil menekuri kertas yang sama seperti miliknya.
"pagi carlyta sayaaang." sapa erla.
"pagi sayaaang." jawabnya.
erla duduk dan menekuri kertas itu lalu dengan cepat memutuskan untuk melingkari dua macam extrakulikuler. ya benar, itu adalah angket pemilihan extrakulikuler.
tak lama kemudian, carlyta yang dengan tampang bingungnya mulai bertanya pada erla.
"eh la, lo pilih excul apa aja nih?"
"emm, paskibra sama cinematography. lo?"
"gue bingung nih la.. menurut lo apa ya?"
"hahaha. ya terserah lo lah."
"oke. gue pilih modern dance sama vocal. hehehe."
"bagus tuh. hehe."
semuanya berlangsung santai sampai saat pulang sekolah sesuatu yang aneh terjadi.

pulang sekolah..

erla berjalan di koridor lantai tiga. saat itu sudah lumayan sepi disitu. erla tidak tahu kenapa dia merasa harus kesana. tapi hasratnya begitu ingin kesana.
ia terus menyusuri koridor itu, sampai terlihat pemandangan yang membuatnya penasaran.
erla bersembunyi dibalik pilar sambil melihat dengan tajam kearah sasaran.
seorang anak laki-laki dengan seragam yang berantakan dan tanpa ikat pinggang serta dasi tak beraturan sedang duduk meringkuk sambil menangis.
perlahan tapi pasti, erla mulai berjalan mendekati pria itu. erla menengadahkan kepala anak laki-laki itu dan menatap matanya dalam dalam. 'sesuatu yang salah telah terjadi. orang ini pasti bermasalah sama ceweknya' kata erla dalam hati.
anak laki-laki itu hanya bisa terdiam menatap erla. mata erla yang jernih dan iris matanya yang berwarna coklat serta bulu matanya yang lentik, membuatnya merasa teduh. seketika itu juga laki-laki itu memeluk erla. erla terkejut namun hanya bisa diam. erla membalas pelukan lelaki itu. lalu tak lama mereka melepaskan pelukan mereka dan lelaki itu mulai bicara.
"siapa lo?" tanya lelaki itu.
'pertanyaan klasik.' pikir erla. namun erla menjawab. "nama saya erla." katanya sedikit belepotan, seperti biasa.
lelaki itu tertawa sedikit. sungguh manis dia saat tertawa. ya, dia tampan. "kelas sepuluh ya? kok jalan-jalan disini? ini kan lantai tiga. tempatnya anak kelas sebelas. kamu harusnya dilantai empat de. emang kamu lagi ngapain?" tanya lelaki itu. suaranya yang bergetar karena sehabis menangis tetap terdengar lembut. erla menyukai suaranya.
"eng.. iya kak. saya baru kelas sepuluh kak. saya mau keruang perpustakaan, tadinya. hehe." kata erla beralasan.
"eh tapi, makasih banget ya buat yang tadi. tolong jaga rahasia saya de." katanya mulai serius.
"iya kak. saya janji. kakak mau cerita?" tanya erla menawarkan.
"ya. kamu harus tahu. tapi nggak disini deh de. mendingan kamu ikut kakak yuk. kakak anterin kamu pulang. kita cerita cerita dijalan."
"oh, nggak usah kak. saya bisa pulang sendiri kok."
"jangan takut erla. saya cuma mau anter kamu sambil cerita sama kamu. dan saya juga nggak yakin kamu bisa pulang sendirian. tadi pagi, kamu nyasar kan?"
"hahaha. wah ! gimana kakak bisa tahu?" tanya erla sambil tertawa renyah. lelaki itu menyukai suara erla dan tatapan mata erla yang teduh namun tegas.
"tadi pagi saya liat kamu. tapi saya males turun dari mobil, jadi saya suruh temen saya buat dateng dihadapan kamu dan mulai jalan. tujuannya suapaya kamu bisa ngikutin temen saya itu. dan berhasil kan? lain kali naik mobil pribadi aja. mobil saya cr-v item de. liat ga? setau saya, kemarin kemarin kamu selalu dianter sama ayah kamu kan de?"
"iya. tapi saya kan udah besar. jadi harus mandiri. hehe. tapi, makasih banyak ya kak."
"iya de. sama-sama. ah, masa sih kamu udah besar? gaya masih kayak anak kecil gitu. hahahahahaha."
"yeeh.. gitu.."
"yuk pulang." ajak lelaki itu.
erla mengikuti langkahnya. lalu bertanya, "eh kak, kok kakak bisa tau kalo saya sekolah disini juga?"
"dasi kamu de. haha." kemudian ia bicara lagi. "oh iya, nama saya julian." katanya memperkenalkan diri.
erla tersentak. itu kan....

prolog

apa yang kalian ketahui tentang cinta? menurut gue, cinta sulit didefinisikan. cinta itu juga yang terkadang begitu nyata. namun bisa juga terasa seperti fatamorgana. ah, gue nggak akan bicara tentang dua sifat dari cinta itu. lo tahu? terkadang itu menyakitkan tapi juga menyenangkan. percaya gue? haha. lebih baik jangan.
lo gak pernah tahu apa yang akan menimpa lo saat lo jatuh dan mencinta bukan? lo hanya bisa mereka-reka apa yang akan terjadi tanpa tahu pasti. setelah lo berada ditengah masalahmu, akal sehatmu hilang sehingga lo nggak bisa berpikir jernih. lo terlalu dilema dengan dosa yang manis itu atau kesalahan yang indah itu (iya, emang kayak judul lagu).
oke, gue gak akan bahas lagi tentang itu. disini yang diperlukan adalah sebuah sudut pandang. trust me, it's works. (kayak iklan).